Rabu, 25 Mei 2016

PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK ANAK USIA DINI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu permainan yang menyenangkan.Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Pada perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Sejalan dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri. Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan menunjukkan pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam makalah ini :
1.      Teori Perkembangan Fisik Motorik
2.      Pola Perkembangan Fisik Motorik
3.      Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik
4.      Bentuk kegiatan dalam membentuk Perkembangan Fisik Motorik


 


BAB II
PEMBAHSAN


A.    Teori Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan fisik motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain.
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh/badan jasmani seseorang, Perkembangan fisik merupakan hal yang bersifat tampak dan dapat mudah dilihat dengan kasat mata, Perkembangan fisik meliputi bertambahnya berat badan, tinggi bedan, tumbuhnya gigi pada anak.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus.keterampilan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi otot kecil, terutama di bagian jari-jari tangan, contohnya adalah menulis, menggambar, memegang, sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.

Menurut Hurlock (1998) – perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.
Kerkembangan ketrampilan motorik merupakan factor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Elizabeth Hurlock (1956) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu sebagai berikut :
1.      Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki ketrampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat lainnya.
2.      Melalui ketrampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helplessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke kondisi  yang independence (bebas tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari satu tempat ketempat yang lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan self confidence (rasa percaya diri).
3.      Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia TK atau pra sekolah, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, mewarnai dll.
4.      Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya,  sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan dikucilkan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan).
5.      Perkembangan ketrampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self concept atau kurang konsep diri/kepribadian anak.




B.     Pola Perkembangan Fisik Motorik
Beberapa pola dan tingkah laku motorik pada bayi makin lama makin bertambah baik serta terkoordinasi, makin cermat, dan makin tepat. Hal ini, antara lain tampak pada tingkah bayi berikut ini:
a.       Kinestesi Bayi yang baru dilahirkan sudah mempunyai aktivitas kinestetik, yaitu sudah mempunyai gerakan penghayatan, gerakan aktif, dan sudah dapat merasakan gerakan-gerakannya. Termasuk juga dalam golongan ini pengamatan tingkah laku sendiri. Sebelum dilahirkan, fetus juga dapat melakukan aktivitaskinestesi meskipun masih sangat terbatas.
b.      Duduk ; Rata-rata, pada usia dua sampai tiga bulan bayi dapat duduk dengan bantuan orang dewasa dan pada usia tujuh bulan bayi dapat duduk sendiri tanpa bantuan orang lain.
c.       Merangkak dan merayap ; Walaupun ada perbedaan individual antara masa bayi ketika merangkak dan merayap, semua bayi yang dibolehkan bergerak di tanah cenderung mengikuti urutan yang sama. Usia rata-rata untuk dapat merangkak (bergerak dengan perut terletak pada lantai) kurang lebih lebih sembilan bulan. Merayap dengan tangan dan lutut terlihat pada usia 10 bulan. Seorang bayi dapat melampaui satu atau lebih tahap-tahap dalam perkembangan, namun kebanyakan bayi melalui sebagian besar tahap-tahap tersebut.
d.      Berdiri dan Berjalan Kebanyakan bayi sudah dapat berdiri beberapa minggu sebelum mereka dapat berjalan. Biasanya bayi dapat berjalan pada usia kurang lebih satu tahun meskipun ada banyak variasinya antara 9-15 bulan.
e.       Memegang/Menggenggam : Antara minggu ke-16  dan ke-52 bayi dapat memegang sesuatu dengan baik. Sekitar usia lima bulan anak dapat memegang sesuatu yang dilihatnya. Bayi usia satu bulan akan memandang benda sesuatu tetapi ia tidak akan memegangnya. Anak usia dua setengah bulan akan memukulnya dan sekitar usia empat bulan ia mencoba untuk menyentuhnya. Baru pada usia lima bulan ia mencoba untuk memegang/ meraihnya.
C.    Karakteristik Perkembangan Fisik Motorik
Anak usia 3-6 tahun berada pada tahap perkembangan early childhood atau masa kanak-kanak awal yang secara teori dimulai dari usia 3 tahun (Papalia, Olds,& Feldman, 2004). Tahap usia ini biasa disebut sebagai periode prasekolah.

Perkembangan Motorik Anak Usia 3-4 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
Menangkap bola besar dengan tangan lurus di depan badan.
Menggunting kertas menjadi dua bagian
Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik.
Mencuci dan mengelap tangan sendiri
Mengendarai sepeda roda tiga melalui tikungan yang lebar.
Mengaduk cairan dengan sendok
Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari posisi berdiri semula.
Menuangkan air dan teko
Mengambil benda kecil di atas baki tanpa menjatuhkannya
Memegang garpu dengan cara menggenggam
Menggunakan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 m
Membawa sesuatu dengan penjepit
Berjalan menysuri papan denga menempatkan satu kaki di depan kaki lain
Apabila diberikan gambar kepada anak
Melompat dengan satu kaki
Membuka kancing dan melepas ikat pinggang
Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan, tangan di samping, tanpa kehilangan keseimbangan
Menggambar lingkaran, namun bentuknya masih kasar


Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
Berlari dan langsung menendang bola
Mengikat tali sepatu
Melompat-lompat dengan kakinbergantian
Memasukkan surat ke dalam amplop
3      Melambungkan bola tennis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan dua tangan
Mengoleskan selai di atas roti
Berjalan pada garis yang sudah ditentukan
Membentuk
Berjinjit dengan tangan di pinggul
5    Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju
Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut
Memasukkan benang ke dalam jarum




Anak usia 3 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
1.      Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif  melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2.      Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3.      Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
4.      Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan anak secara bersama.

D.    Kegiatan dalam mengembangkan Perkembangan Fisik Motorik
Ada banyak faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan fisik motorik pada anak. Selain faktor kematangan alat- alat tubuh, hal yang tidak kalah penting adalah faktor latihan dan pengalaman. Anak- anak usia prasekolah terkadang masih membutuhkan dukungan dan dorongan untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan melakukan kegiatan fisik.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan keterampilan motorik anak :
1.      Dunia anak adalah dunia bermain. Beri kesempatan kepada anak untuk bermain yang dapat melatih penguasaan keterampilan motorik kasar dan motorik halusnya. Suasana ‘berlatih’ harus menyenangkan Usahakan agar pengalaman bergerak ini juga memasukkan unsur eksplorasi dan aktivitas pemecahan masalah sehingga anak termotivasi untuk kreatif.
2.      Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
3.      Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya,
4.      Tidak membeda-bedakan perlakuan antara anak laki- laki dengan perempuan, karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan dan ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
5.      Jangan menekankan pada kekuatan dan kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan postur tubuh yang benar dalam melakukan aktivitas motorik tersebut.
6.      Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Oleh karena itu janganlah membandingkan kemampuan motorik anak dengan anak lain yang seusia dengannya.
Selain itu ada juga stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak , antara lain:
1.      Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
2.      Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
3.      Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4.      Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
5.      Gerakan-gerakan ibadah shalat










BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Jadi, Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Dalam hal ini para ahli psikologi mengemukakan berbagai teorinya tentang perkembangan fisik- motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.

B.     Saran
1.      Masa balita merupakan masa emas (golden age) bagi tumbuh kembang seorang anak, baik dari segi fisik maupun motorik, untuk itu perlu adanya perhatian khusus agar perkembangan anak berlangsung secara optimal.
2.      Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah.
3.      Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas
DAFTAR PUSTAKA


Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Hildayani, Rini. 2005. Materi Pokok Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.

Mussen, Paul Hendry,dkk. 1984. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga

Rochmah, Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta :Teras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar