Rabu, 25 Mei 2016

PENTINGNYA PERRKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Tetapi kenyataannya, sebagian besar orang tua dan guru tidak memahami akan potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak pada usia itu. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dimiliki orang tua dan guru, menyebabkan potensi yang dimiliki anak tidak berkembang dan juga kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Belajar pada hakikatnya adalah aktivitas untuk melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Perubahan tingkah laku terjadi karena usaha individu yang bersangkutan baik mencakup ranah-ranah efektif, kognitif dan psikomotor (Bloom, 1974).

Dalam pembahasan makalah ini, untuk mencapai pemahaman tentang dasar teoritis perkembangan sosial dan emosi pada masing-masing (individu) anak usia dini, maka diharapkan mampu mendeskripsikan secara singkat pengertian sosial dan emosi, serta menggambarkan mekanisme terjadinya berbagai emosi dalam diri manusia, serta memahami penahapan perkembangan sosial.

B.     Rumusan Masalah
1.      Pengertian perkembangan emosi aud
2.      Faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan emosi
3.      Karakteristik emosi
4.      Fungsi emosi dalam perkembangan anak
5.      Tanda emosi awal pada masa bayi





BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian perkembangan emosi Aud
Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Dalam World Book Dictionary (1994: 690) emosi didefinisikan sebagai "berbagai perasaan yang kuat". Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam perasaan tersebut adalah gambaran dari emosi.
Menurut para ahli, Pengertian Emosi :
1.      Menurut Goleman (1995:411) “emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khas, suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderungan untuk bertindak”.
2.      Menurut Syamsuddin (1990:69) mengemukakan “emosi merupakan suatu suasana yang kompleks dan getaran jiwa yang meyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.
Pendapat lain mengatakan bahwa Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian.

B.     Faktor yang mempengaruhi perkembang emosi Aud
Menurut setiawan jumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak prasekolah atau  tk,  mampu menimbulkan gangguan yang mencemaskan para pendidik dan orang tua. faktor – faktor tersebut yaitu meliputi :








1.      Pengaruh keadaan individu sendiri
Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, intelegensi (Hurlock) dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu, perlu adanya tindakan preventif untuk menghindari dampak serius dari pengaruh emosi yang timbuldari dalam diri anak.

2.      Konflik – konflik dalam proses perkembangan
Didalam menjalani fase – fase perkembangan tiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik – konflik ini

3.      Sebab – sebab lingkungan
Anak – anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosi. ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah

a.       Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak– anak usia pra sekolah.

b.      Lingkungan sekitarnya
Kondisi lingkungan disekitar akan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak.Lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada anak bahkan mungkin menganggunya adalah :
1)      Daerah yang terlalu padat
2)      Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi
3)      Kurangnya fasilitas rekreasi
4)      Tidak adanya aktivitas yang di organisasikan dengan baik untuk anak


c.       Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi yangmenyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak yaitu seperti ini :
1)      Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak
2)      Hubungan yang kurang harmonis dengan teman – temannya

C.    Karakteristik perkembangan emosi anak usia taman kanak-kanak
1.    Ciri utama reaksi emosi pada anak
ü  Reaksi emosi anak sangat kuat, dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak, dan semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam memiliki dan memiliki kadar keterlibatan emosionalnya.
ü  Reaksi emosi seringkali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya. Semakin emosi ank berkembang menuju kematangannya, mereka akan belajar mengontrol diri dan memperlihatkan reaksi emosi dengan cara dapat diterima lingkungan.
ü  Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi kekondisi lain
ü  Reaksi emosi bersifat individual
ü  Keadaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan

2.      Bentuk reaksi emosi pada anak
Adapun beberapa bentuk emosi umum terjadi pada awal masa anak-anak yang dikemukakan oleh Hurlock (1993:117) adalah:


ü  Amarah
ü  Takut
ü  Cemburu
ü  Ingin tahu
ü  Iri hati
ü  Senang
ü  Sedih
ü  Kasih sayang




D.    Fungsi Sosial dan emosial bagi anak usia dini
Fungsi dan peranan emosi pada perkembangan anak adalah :
1.      Merupakan bentuk komunikasi, sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis ini merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal. Demikian pula halnya ekspresi tertawa terbahak-bahak ataupun memeluk ibunya dengan erat. Ini merupakan contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.

2.      Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain berikut ini.
1)      Tingkah laku emosi anak merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya. Penilaian lingkungan sosial ini akan menjadi dasar individu dalam menilai dirinya sendiri. Penilaian ini akan menentukan cara lingkungan sosial memperlakukan seorang anak, sekaligus membentuk konsep diri anak berdasarkan perlakuan tersebut. Sebagai contoh, seorang anak sering mengekspresikan ketidaknyamanannya dengan menangis, lingkungan sosialnya akan menilai ia sebagai anak yang "cengeng". Anak akan diperlakukan sesuai dengan penilaiannya tersebut, misalnya entah sering mengolok-olok anak, mengucilkannya atau bisa juga menjadi over protective.



2)      Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang
ditampilkan lingkungannya. Melalui reaksi lingkungan sosial, anak
dapat belajar untuk membentuk tingkah laku emosi yang dapat
diterima lingkungannya. Jika anak melempar mainannya saat marah, reaksi yang muncul dari lingkungannya adalah kurang menyukai atau menolaknya. Reaksi yang kurang menyenangkan ini, membuat anak memperbaiki ekspresi emosinya agar dapat diterima di lingkungan masyarakatnya.

3)      Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. Tingkah laku emosi anak yang ditampilkan dapat menentukan iklim psikologis lingkungan. Artinya, apabila ada seorang anak yang pemarah dalam suatu kelompok maka dapat mempengaruhi kondisi psikologis lingkungannya saat itu, misalnya permainan menjadi tidak menyenangkan, timbul pertengkaran atau malah bubar.

4)      Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan. Artinya, apabila seorang anak yang ramah dan suka menolong merasa senang dengan perilakunya tersebut dan lingkungan pun menyukainya maka anak akan melakukan perbuatan tersebut berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan.
5)      Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat atau mengganggu aktivitas motorik dan mental anak.
Seorang anak yang mengalami stress atau ketakutan menghadapi suatu situasi, dapat menghambat anak tersebut untuk melakukan aktivitas. Misalnya, seorang anak akan menolak bermain finger painting (melukis dengan jari tangan) karena takut akan mengotori bajunya dan dimarahi orang tuanya. Aktivitas finger painting ini sangat baik untuk melatih motorik halus dan indra perabaannya. Namun, hambatan emosional (takut dimarahi orang tuanya) anak menjadi kehilangan keberanian untuk mencobanya dan hilanglah kesempatan pengembangan dirinya.

E.     Tanda emosi pertama (bayi)
Para bayi yang baru lahir menunjukkan ke tidak senangan mereka dengan cara yang sederhana, Mereka mengeluarkan tangis yang memekakan telinga, menendang-nendang tangan dan kaki seria mengejangkan tubuh mereka.
1.      Menangis
Menangis adalah cara paling ampuh dan terkadnag merupakan satu-satunya cara bayi untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka. Beberapa riset telah membedakan empat pola tangisan (Wolff, 1969):
a.       Tangisan Lapar (hunger cry) yaitu tangisan ramis yang tidak selalu diasosiasikan dengan rasa lapar
b.      Tangisan Marah (angry cry )yaitu vaniasi tangisan nitmis dimana pengeluaran udara dilakukan melalui pita suara
c.       Tangisan Sakit (pain cry) yaitu tangisan keras yang terjadi tiba-tiba tanpaada isakan pendahuluan, terkadang diikuti dengan penahan napas
2.      Tersenyum dan tertawa

3.      Emosi Dasar
Merujuk kepada satu model (Lewis, 1997), segera setelah lahir, bayi menunjukkan sinyal kegembiraan, ketertarikan dan ketertekanan. Semua ini merupakan respon menyebar, reflekssif dan mayoritas bersifat psikologis terhadap rangsangan sensoris atau proses internal Pada enam bulan ke depan atau lebih, semua kondisi emosional awal ini terpilah menjadi emosi yang sebenarnya, rasa gembira sedih, jijik, marah dan takut yang merupakan reaksi terhadap even yang bermakna bagi bayi. Sebagaimana yang akan kita bahas pasa bagian berikutnya, kemunculan emosi dasar ini berkaitan dengan “jam” biologis kematangan neurogikal.

4.      Empati
Merasakan apa yang dirasakan orang lain Empati-kemampuan untuk memposisikan din pada posisi orang lain dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
Empati bergantung pada kognisi social (social cognition); kemampuan kognitif untuk memahami bahwa orang lain juga memiliki kondisi mental dan kemampuan untuk mengukur perasaan dan perhatian mereka.












BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Melalui metode perkembangan sosial dan emosi anak usia dini berperan penting dalam kehidupan anak, selain itu juga berpengaruh pada dimensi 2 aspek perkembangan yang lainnya.
Agar pengaruhnya dapat dikenali dan ditanggapi secara positif, maka kita perlu meningkatkan pelayanan dan selalu peka terhadap perkembangan sosial dan emosi anak didik kita, baik secara pribadi maupun menyeluruh.





















DAFTAR PUSTAKA


            Rhayu karmla. 2012., Analisis Artikel Sosial Emosional Anak. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013 di http://rhayukarmla.blogspot.com


            Newjoesafira. 2012., Beberapa-Faktor-Yang-Mempengaruhi Perkembangan Sosial Dan Emosional Anka Usia Dini. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013 di http://newjoesafirablog.blogspot.com


            Rossafirmansyah. 2012., Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia 3-4 Tahun. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013 di http://rossafirmansyah.blogspot.com


            Rizal Adriene. 2013., Makalah Perkembangan Sosial Dan Emosional. Diunggah pada tanggal 26 Juni 2013 di http://rizaladriene.blogspot.com


            Admin. 2010. Perkembangan Emosional Anak. Diakses pada tanggal 26 Juni 2013 di http://www.sarjanaku.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar