Rabu, 01 Juni 2016

TATA CARA PENDIRIAN PAUD

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Undang-undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan    Nasional    pada    pasal    28    menyatakan    bahwa pendidikan  anak  usia  dini  dapat  diselenggarakan  melului  jalur pendidikan  formal,  nonformal,  dan  informal.  PAUD  pada  jalur pendidikan  nonformal  dapat  berupa  Kelompok  Bermain  (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.  
Kelompok  Bermain  adalah  salah  satu  bentuk  satuan  PAUD yang  menyelenggarakan  pengasuhan  dan  pendidikan  bagi  anak usia  dua  sampai  dengan  empat  tahun.  Jumlah  lembaga  KB  di masyarakat  cukup  besar,  di  awal  tahun  2013  ini  jumlah  lembaga KB  yang  telah  terdata  dalam  aplikasi  pendataan  online  sebanyak 65.627 lembaga.  
Dengan   adanya   peningkatan   kuantitas   lembaga   KB   di masyarakat   perlu   ada   sebuah   acuan   dalam   penyelenggaraan program  tersebut.  Untuk  itu  pemerintah  menerbitkan   Petunjuk Teknis  Penyelenggaraan  Kelompok  Bermain.  Petunjuk  ini diharapkan  bisa  menjadi  acuan  bagi  masyarakat  untuk  memahami apa,   mengapa,   dan   bagaimana   menyelenggarakan program Kelompok Bermain.
Pedoman  ini  berisikan:  pertama  pendahuluan  yang  mencakup latar belakang, landasan, pengertian, tujuan dan ruang lingkup. kedua,   syarat   dan   tatacara   pendirian   yang   mencakup   syarat pendirian  lembaga,  dan  izin  operasional  penyelenggaraan  program satuan;  ketiga,  penyelenggaraan  program  yang  mencakup  tujuan, prinsip, komponen, proses, evaluasi, pembinaan dan pelaporan.  
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu PAUD?
2.      Syarat dan Tata Cara Pendirian Kelompok Bermain.
3.      Jalur Bentuk Layanan Dalam PAUD.

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan PAUD, seperti pengertian dan UU nya.
2.      Mengetahui apa saja syarat dan tata cara pendirian Kelompok Bermain.
3.      Mengetahui bagaimana jalur bentuk layanan dalam PAUD.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 5 perkembangan, yaitu : perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan/kognitif (daya pikir, daya cipta), sosio emosional (sikap dan emosi) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini seperti yang tercantum dalam Permendiknas no 58 tahun 2009.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1.      Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa.
2.      Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah, sehingga dapat mengurangi usia putus sekolah dan mampu bersaing secara sehat di jenjang pendidikan berikutnya.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun (masa emas).
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini:
a.       Infant (0-1 tahun)
b.      Toddler (2-3 tahun)
c.       Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
d.      Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)

Dasar Hukum yang berhubungan dengan PAUD:
a.       Undang-undang  Nomor  4  Tahun  1979  tentang  Kesejahteraan Anak.
b.      Undang-undang  Nomor  2Tahun  2002  tentang  Perlindungan Anak.
c.       Undang-undang   Nomor   20   Tahun   2003   tentang   Sistem Pendidikan Nasional.  
d.      Undang-undang   Nomor   17   tahun   2007   tentang   Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025.
e.       Peraturan  Pemerintah  No.  19  Tahun  2005  Tentang  Standar Nasional Pendidikan.  
f.       Peraturan  Pemerintah  No.17  tahun  2010  Tentang  Pengelolaan dan  Penyelenggaraan  Pendidikan,  sebagaimana  telah  diubah dengan peraturan pemerintah No.66 tahun 2010.
g.      Peraturan  Presiden  No.  24  Tahun  2010  tentang  Kedudukan, tugas  dan  fungsi  kementerian  negara  serta  susunan  organisasi, tugas,  dan  fungsi  eselon  1  sebagaimana  telah  diubah  dengan Peraturan Presiden No.67 tahun 2010.
h.      Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  No.  58  Tahun  2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
i.        Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  Nomor  36  Tahun  2010 tentang  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Kementerian  Pendidikan Nasional.
j.        Peraturan  Menteri  Pendidikan  Nasional  Nomor  16  Tahun  2007  tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru.
Pendidikan    Anak    Usia    Dini    (PAUD)    sebagai    strategi pembangunan  sumber  daya  manusia  haruslah  dipandang  sebagai  titik sentral dan sangat mendasar serta strategis mengingat bahwa:
1.      Usia  dini  ini  merupakan  masa  keemasan  (the golden age),  namun sekaligus  periode  yang  sangat  kritis  dalam  tahap  perkembangan manusia.  Hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Dr  Benjamin  S. Bloom, Professor of Education, University    of Chicago mengungkapkan  bahwa  pada  usia  4  tahun  50%  dari  kapabilitas kecerdasan  seorang  anak  telah  terbentuk.  Pada  usia  8  tahun  telah mencapai 80% dan pada usia 18 tahun, inteligensia dewasa seorang anak telah komplit terbentuk.

2.      Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini bahkan sejak dalam    kandungan    sangat    menentukan    kualitas    kesehatan, kecerdasan,   dan   kematanga emosional   manusia   pada   tahap berikutnya.  Dengan  demikian  investasi  pengembangan  anak  usia dini  merupakan  investasi  yang  sangat  penting  bagi  Sumber  Daya Manusia  yang berkualitas.

3.      Undang Undang Nomor 20  Tahun  2003  tentang Sistem Pendidikan Nasional   mengamanatka dengan   tegas   perluny penanganan pendidikan anak usia dini, hal tersebut bisa dilihat pada pasal 1 butir 14  yang  menyatakan  bahwa:   Pendidikan  anak  usia  dini  adalah suatu  upaya  pembinaan  yang  ditujukan  kepada  anak  sejak  lahir sampai  dengan  usia  enam  tahun  yang  dilakukan  melalui  pemberian rangsangan    pendidikan    untuk    membantu    pertumbuhan    dan perkembangan  jasmani  dan  rohani  agar  anak  memiliki  kesiapan dalam  memasuki  pendidikan  lebih  lanjut .  Selanjutnya  pada  pasal 28    dinyatakan    bahwa    pendidikan    anak    usia    dini    dapat diselenggarakan  melalui  jalur  pendidikan  formal,  nonformal,  dan informal.

4.      Sampai  pada  tahun  2010  Angka  Partisipasi  Kasar  (APK)  nasional Pendidikan Anak Usia  Dini diindikasikan baru mencapai 25,8%. Berpijak dari hal tersebut di atas, sejak tahun 2003 Pemerintah melalui   Direktorat   Pembinaa Pendidikan   Anak   Usia   Dini, Kementerian   Pendidika dan   Kebudayaa telah   memberikan dukungan       bagi       lembaga/organisasi masyarakat untuk pengembangan berbagai   program layanan PAUD, khususnya pengembangan dan penyelenggaraan program  Kelompok  Bermain. Dalam rangka peningkatan pemahaman masyarakat dan pengelola/penyelenggara kelompok bermain terhadap  pembinaan dan  penyelenggaraan  program  pendidikan anak usia  dini  pada lembaga kelompok bermain, maka perlu disusun Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain.

B.     Syarat dan Tata Cara Pendirian Kelompok Bermain

1.      Syarat Pendirian Lembaga/badan Pendirian Kelompok Bermain :
a.       Diselenggarakan  oleh  yayasan  atau  badan  yang  bersifat sosial  dan  memiliki  akte  dan  struktur  organisasi  yayasan atau badan hukum lainnya.
b.      Memiliki   izin   operasional/penyelenggaraan   dari   dinas pendidikan Kab/ Kota setempat.
c.       Memiliki  nama  lembaga  yang  jelas,  misalnya   Kelompok Bermain Nusantara Jaya.
d.      Memiliki   tenaga   pendidik   dan   kependidikan   sesuai Peraturan Menteri Nomor 58 tahun 2009.
e.       Melaksanakan    program    kegiatan    belajar    Kelompok Bermain yang mengacu pada kurikulum yang telah disusun sebelumnya.
f.       Memiliki  kurikulum  lembaga/KTSP  yang  disahkan  oleh dinas pendidikan    setempat.

g.      Memiliki    seperangkat    acuan    yang    diperlukan    untuk pelaksanaan   program   kegiatan   belajar   mengajar   yang  terdiri dari buku pedoman guru dan buku perpustakaan baik untuk guru maupun untuk peserta  didik.
h.      Mampu Menyediakan:
a)      Bangunan  atau  gedung  tersendiri  untuk  kegiatan  belajar dan bermain yang memenuhi standar.
b)      Kantor dan ruang guru beserta perlengkapannya.
c)      Kamar mandi, kamar kecil dan air bersih.
d)     Halaman dengan alat bermain yang memadai.
e)      Letak/lokasi    tidak    terlalu    dekat    dengan    tempat ramai/kotor/sungai/yang   tidak   berpagar/daerah   listrik tegangan tinggi/jalur terlarang.
i.        Memiliki  perabot,  alat  peraga  dan  atau  alat  permainan edukatif di dalam dan di luar kelas ruangan.
j.        Memiliki sumber dana yang tetap Memiliki Rekening Bank atas nama lembaga PAUD.
k.      Memiliki NPWP atas nama Lembaga PAUD.
l.        Memiliki surat  bukti  kepemilikan gedung/lahan  berupa akte/sertifikat atau       bukti lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
m.    Memiliki jumlah total peserta didik sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) anak.
n.      Membuat  pernyataan  tertulis  mentaati  ketentuan/peraturan yang     berlaku     tentang     lokasi pendirian dengan memperhatikan    persyaratan    lingkungan,    yaitu    faktor  keamanan,     kebersihan,     ketenangan,     dekat     dengan pemukiman  pendudukan  serta  kemudahan  transportasi  dan jarak.



2.      Persyaratan   khusus   pendirian   Kelompok   Bermain   harus memiliki:
a.       Kepala  KB  yang  memenuhi  kualifikasi  akademik  dan kompetensi sesuai    ketentuan    peraturan    perundang- undangan;
b.      Prospek  peserta  didik  usia  2  (dua)  sampai  dengan  4 (empat) tahun paling sedikit 15 (lima belas) peserta didik.
3.      Persyaratan Sarana dan Prasarana:
a.       Luas lahan/tanah minimal yang diperlukan 300 m2.
b.      Lokasi  pendirian  hendaknya  memperhatikan  persyaratan lingkungan, yaitu : 
1)      Keamanan
Lokasi  pendirian  Kelompok  Bermain  hendaknya  tidak terlalu  dekat  dengan  jalan  raya  utama,  di  tebing, pemakaman,  sungai  atau  tempat-tempat  yang  dapat membahayakan bagi anak peserta didik.
2)      Kebersihan
Dalam   mendirikan   Kelompok   Bermain   hendaknya tidak    berdekatan    dengan    tempat    pembuangan/ penumpukan    sampah,    pabrik    yang    mengeluarkan  polusi   udara,   limbah   yang   berakibat   buruk   bagi kesehatan.
3)      Ketenangan/Kenyamanan
Taman   kanak-kanak   yang   didirikan   lokasi   tidak berdekatan  dengan  pabrik,  bengkel,  pasar  dan  pusat keramaian  yang aktifitasnya dapat mengeluarkan suara yang dapat menggangu kegiatan Kelompok Bermain.
4)      Penduduk
Lokasi  pendiriannya  Kelompok  Bermain  dipilih  dekat dengan pemukiman penduduk yang relatif banyak anak usia taman kanak-kanak.
5)      Transportasi
Transportasi   mudah   dijangkau,   baik   darat   atau   air sesuai dengan kondisi  daerah.
c.       Memiliki   ruang   kelas,   ruang   kantor/kepala   Kelompok Bermain, ruang dapur, gudang,  kamar  mandi/WC  guru  dan kamar mandi/WC anak.

d.      Bangunan Gedung, minimal memiliki:
No
Jenis Ruang
Jumlah ruang
Ukuran ruang
Luas Seluruhnya
1
Ruang kelas
1
8 x 8 m2
64 m2
2
Ruang kantor/kepala Kelompok Bermain
1
3 x 4 m2
12 m2
3
Ruang Dapur
1
3 x 3 m2
9 m2
4
Gudang
1
3 x 3 m2
9 m2
5
Kamar mandi/wc guru
1
2 x 2 m2
4 m2
6
Kamar mandi/wc anak
1
2 x 2 m2
4 m2
7
Ruang guru



8
Dapur



9
UKS (Usaha Kesehatan  Sekolah)
1
3 x 3 m2
9 m2

e.       Kelompok  Bermain  tersebut  sedapat  mungkin  mempunyai halaman/tempat
bermain  dan  mempunyai  ruang  bermain terbuka.
f.       Memiliki  perabot,  alat  peraga  dan  alat  permaianan  di  luar dan di dalam      ruangan.





C.    Izin Operasional  Penyelenggaraan Kelompok Bermain

Prosedur  pengurusan  pendirian  dan  izin  operasional  Kelompok   Bermain adalah sebagai berikut:
1.      Yayasan/badan  mengajukan  permohonan  pendirian  dan  izin operasional lengkap dengan berkas-berkasnya kepada Kepala Dinas     Pendidikan  Kecamatan  disertai  lampiran  persyaratan yang lengkap.
2.      Kepala  Dinas  Pendidikan  kecamatan  bersama  Pengawas  dan Penilik  PAUD Kecamatan  menelaah  berkas  permohonan  dan menyampaikan berkas permohonan serta rekomendasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3.       Dalam   memberikan   rekomendasi   permohonan   pendirian Kelompok  Bermain,  Kepala  Dinas  Pendidikan  Kecamatan mempertimbangkan pemetaan Kelompok Bermain yang telah ada disekitarnya.
4.      Dinas       Pendidikan       Kodya/Kabupaten       berdasarkan rekomendasi  dan  hasil  yang  ditelaah  tersebut  menetapkan pendirian    dan    persetujuan    penyelenggaraan    Kelompok Bermain  sesuai  dengan  Surat  Keputusan  Kepala  Dinas  atas nama Kepala Dinas Propinsi.


D.    Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan  Kelompok Bermain
Penyelenggaraan Kelompok Bermain haruslah mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Ketersediaan Layanan
Diarahkan   untuk   menampung   anak-anak   usia   Kelompok bermain  di  wilayah  yang belum  terjangkau  oleh  Pendidikan Anak Usia Dini.
2.      Transisional
Diarahkan  untuk  mendukung  keberhasilan  stimulasi  pada pendidikan  anak  usia  dini untuk  menyiapkan  anak  masuk  ke jenjang pendidikan selanjutnya.
3.      Kerjasama
Mengutamakan  komunikasi  dan  kerjasama  dengan  berbagai instansi/lembaga  terkait, masyarakat,  dan  perseorangan,  agar terjalin  hubungan  yang  saling  mendukung  dan terjaminnya dukungan pembelajaran pada masa transisi antara KB, TK dan SD kelas awal.
4.      Kekeluargaan
Dikembangkan      dengan      semangat      kekeluargaan      dan  menumbuh kembangkan sikap saling asah, asih, dan asuh.
5.      Keberlanjutan
Diselenggarakan secara berkelanjutan dengan memberdayakan berbagai potensi dan dukungan nyata dari berbagai pihak yang terkait.
6.      Pembinaan Berjenjang
Dilakukan   untu menjamin   keberadaan   dan   pengelolaan secar optima oleh   penilik   PAUD,   Dinas   Pendidikan Kabupaten/  Kota,  Dinas  Pendidikan  Provinsi,  dan  Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal.


E.     Jalur Bentuk Layanan Dalam PAUD
Penyelenggaraan PAUD di Indonesia bertumpu pada lima layanan utama, yaitu:

a.       TK (Taman Kanak-Kanak)
TK (Taman Kanak-Kanak)  adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 4 sampai dengan 6 tahun secara lebih terstruktur.

b.      KB (Kelompok Bermain)
KB (Kelompok Bermain) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun dengan toleransi sampai dengan 6 tahun, jika di tempat tersebut belum tersedia layanan TK.
Jenis-Jenis Layanan PAUD
c.       Jenis-Jenis Layanan PAUD  Kelembagaan PAUD Indonesia

1.      TPA (Taman Penitipan Anak)
TPA (Taman Penitipan Anak) adalah Bentuk satuan PAUD yang menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.
2.      SPS (Satuan PAUD Sejenis)
SPS (Satuan PAUD Sejenis) adalah Bentuk-bentuk layanan PAUD lainnya yang penyelenggaraannya dapat diinterintegrasikan dengan berbagai layanan anak usia dini yang ada di masyarakat seperti Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), BKB (Bina Keluarga Balita), TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an), TAPAS (Taman Pendidikan Anak Soleh), SPAS (Sanggar Pendidikan Anak Soleh), Bina Anaprasa, PAK (Pembinaan Anak Kristen), BIA (Bina Iman Anak Katolik), dan semua layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan lembaga agama lainnya; serta semua kelompok layanan anak usia dini yang berada di bawah binaan organisasi wanita/organisasi kemasyarakatan. Salah satu bentuk program SPS adalah Pos PAUD, yaitu program PAUD yang diintegrasikan dengan layanan Posyandu dan BKB.
3.      PAUD Berbasis Keluarga (PBK)
PAUD Berbasis Keluarga (PBK) adalah Bentuk layanan PAUD yang diselenggarakan di keluarga. Fasilitasi PAUD berbasis keluarga dapat dilakukan melalui program pendidikan keorangtuaan (parenting education). Setiap satuan PAUD berkewajiban menyelenggarakan program parenting yang diselenggarakan di satuan PAUD yang dibinanya, dengan tujuan keselarasan dan kesinambungan program antara perlakuan anak di satuan PAUD dan di rumah.
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat saya simpulkan bahwa untuk mendirikan suatu Kelompok Bermain atau jalur bentuk layanan PAUD harus benar-benar memenuhi ketentuan-ketentuan yang sudah diberlakuka oleh pemerintah. Semua itu agar tercapainya sasaran atau tujuan yang terkandung dalam pengertian Pendidikan Anak Usia Dini itu sendiri.

B.     Saran
Menurut saya syarat dan tata cara yang sudah diberlakukan oleh pemerintah sudah sangat baik, akan tetapi seharusnya pemerintah lebih menyeleksi jalur layanan PAUD agar benar-benar sesuai dengan aturan yang berlaku. Karena setahu saya sekarang ini masih banyak jalur layanan PAUD yang tidak memenuhi syarat atau ketentuan yang sudah diberlakukan tersebut.







                                                        


DAFTAR PUSTAKA

Syarat dan Tata Cara Pendirian Kelompok bermain, serta Pendidikan Anak Usia Dini: buku nspk norma, standar, prosedur, dan kriteria petunjuk teknis penyelenggaraan kelompok bermain.



                                            


Tidak ada komentar:

Posting Komentar