Rabu, 01 Juni 2016

perkembangan kognitif AUD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Jean Piaget adalah seorang ilmuan yang dilahirkan di Neuchatel, Swiss. Piaget merupakan anak yang jenius, artikel pertamanya terbit pada usia 12 tahun. Pada usia 18 tahun meraih gelar sarjana dan mendapatkan gelar doktor di usia 21 tahun. Piaget adalah seorang ahli dalam bidang biologi dan yang kemudian tertarik terhadap cara berikir anak.
Piaget dalam Suparni (2003:20) berpendapat bahwa anak perlu diberikan berbagai pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan beripikir anak. Piaget melakukan penelitiang longitudinal melalui pengamatan tentang perkembangan intelektual pada ketiga anaknya. Pada tahap selanjutnya Piaget juga melakukan riset pada ribuan anak lainnya.
Menurut pandangan Piaget, intelegensi anak berkembang melalui suatu proses active learning. Para pendidik hendaknya mengimplementasikan active learning dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indra anak.
Teori kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan dunianya; 3) interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
Sistem yang mengatur dari dalam mempunyai dua faktor, yaitu skema dan adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
-          Apa pokok-pokok pikiran teori perkembangan kognitif menurut Piaget?
-          Bagaimana implikasi teori Piaget dalam pendidikan?

1.3  Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
-          Untuk mengetahui pokok-pokok pikiran teori perkembangan kognitif menurut Piaget
-          Untuk mengetahui implikasi teori Piaget dalam pendidikan







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pokok-Pokok Pikiran Piaget Mengenai Teori Kognitif
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.
Ketika Piaget bekerja sama dengan Binet dalam pengembangan tes untuk mengukur intelegnsi, ia sangat tertarik dengan jawaban salah yang diberikan oleh seorang anak dalam tes yang diberikan kepada mereka sehingga ia ingin tahu dan meneliti lebih lanjut apa yang ada dibelakang pemikiran anak terhadap jawaban salah tersebut. (Sudjiono, 2013:120)
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa anak bermain dan berpikir aktif dalam mengembangkan kognitif mereka, kegiatan berpikir sangat penting untuk mengembangkan kegiatan anak, pengalaman-pengalaman sebagai bahan mentah untuk mengembangkan struktur mental anak, anak berkembang melalui interaksinya dengan lingkungan, perkembangan terjadi sebagai hasil dari kematangan dan interaksi antara anak, lingkungan fisik dan sosial anak.
Perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderungan untuk beradaptasi dan organisasi. Untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu sebagai berikut :
1.      Skema
Istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual. Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi.
2.      Asimilasi
Asimilasi itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempnagruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, denga proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.
3. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah keseimbangan.
Disamping itu Piaget mengemukakan tentang konsep dasar  yang dapat mendukung perkembangan anak, yaitu semua orang membutuhkan belajar bagaimana membaca dan menulis, anak belajar dengan baik menggunakan panca inderanya, semua anak dapat dididik, semaua anak harus dididik untuk memaksimalkan kemampuannya, pendidikan harus dimulai sejak dini, anak tidak harus dipaksa untuk belajar tetapi haru sesuai dengan kesiapan belajar menekan dan harus memperisapkanpada tahap selanjutnya, kegaiatan belajar harus menarik dan berarti bagi anak, serta anak dapat belajar aktivitas berdasarkan ketertarikannya.
Istilah kognitif yang sering dikemukakan oleh Piaget sebenarnya meliputi aspek struktur kognitif yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak terletak pada pemahaman bagaimana pengetahuan tersebut terstruktur dalm berbagai aspek.
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan kognisi adalah interaksi dari hasil kematanagn manusia dan pengaruh lingkungan. Manusia aktif mengadakan hubungan dengan lingkungan, menyesuaikan diri terhadap objek-objek yang ada disekitarnya yang merupakan proses inetraksi untuk mengembangkan aspek kognitif.
Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif /perkembangan intelektual Piaget membagi perkemabngan ini ke dalam 4 periode yaitu :
1.      Periode Sensori motor (0-2 tahun)
Pada rentang usia tersebut, anak berinteraksi dengan dunia sekitar melalui panca indra. Dimulai dari gerakan reflek yang dimiliki sejak lahir, menghisap, menggenggam, melihat, melempar hingga pada akhir usia 2 tahun anak sudah dapat menggunakan satu benda dengan tujuan berbeda. Dapat berpikir kompleks seperti bagaimana cara untuk mendapatkan suatu benda yang diinginkan dan melakukan apa yang diinginkannya dengan benda tersebut. Kemampuan ini merupakan awal berpikir secara simbolik yaitu kemampuanuntuk memikirkan suatu objek tanpa kehadiran objek tersebut secara empirik (Sudjiono,2013:120)
2.      Periode Pra operasional (2-7 tahun)
Periode ini merupakan masa permulaan anak untuk membangun kemampuannya dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak belum satbil dan belum terorgansir secara baik. Periode ini dibagi menjadi 3 sub berpikir:
·           Berpikir secara simbolik (2-4 tahun), yaitu kemampuan berpikir tentang objek dan peristiwa secara abstrak. Anak sudah dapat menggambarkan objek yang tidak ada dihadapnnya. Kemampuan berpikir simbolik ditambah dengan kemampuan bahasa dan fantasi sehingga mempunyai dimensi baru dalam bermain. Anak-anak dapat menggunakan kata-katanya utnuk menandai suatu objek dan membuat substitusi dari objek tersebut.
·           Berpikir secara egosentris (2-4 tahun), anak melihat dunia dengan perspektifnya sendiri, menilai benar atau tidak berdasarkan sudut pandnag sendiri. Sehingga anak belum dapat meletakkan cara pandangnya dari sudut pandnag orang lain.
·           Berpikir secara intuitif (4-7 tahun) yaitu kemmapuan untuk menciptakan sesuatu (menggambar atau menyusun balok), tetapi tidak mengetahui alasan pasti mengapa melakukan hal tersebut. Pada usia ini anak sudah dapat mengklasifikasikan objek sesuai dengan kelompoknya.
           
3.      Periode Operasional Konkret (7-12 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara logis. Dengan syarat objek yang menjadi sumber berpikir tersebut hadir secara konkret.
4.       Periode operasi formal (12,0-dewasa)
Periode operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak dapat berpikir secara abstrak seperti kemampuan mengemukakan ide-ide, memprediksi kejadian yang akan terjadi, melakukan berpikir ilmiah yang mengemukakan hipotesis dan menetukan cara untuk membuktikan kebenaran hipotesis tersebut.
Piaget mengemukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif :
a.       Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembangan dari susunan syaraf.
b.      Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan stimulus-stimulus dalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda itu.
c.       Interaksi sosial, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
d.      Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.

2.2 Implikasi Teori Piaget Dalam Pendidikan
Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi, akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.
Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram berikut :
new-picture-1
Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah memiliki pengalaman yang khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah skemata yang khas. Pada suatu keadaan seimbang sesaat ketika ia berhadapan dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) pada pikiran anak terjadi pemilahan melalalui memorinya. Dalam memori anak terdapat 2 kemungkuinan yang dapat terjadi yaitu, terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada dalam pikiran anak atau terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema yang ada dalam pikiran anak.
Kedua hal itu merupakan kejadian asimilasi. Menurut diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap skema yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam skemata yang ada. Di sini terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti keingintahuan, kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam keadaaan tidak seimbang ini anak mempunyai 2 pilihan :
·      Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah dan tidak berbuat apa-apa (jalan buntu)
·      Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara fisik maupun mental. Bila ini dilakukan anak mengubah pandangannya atau skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang dilakukannya terhadap stimulus itu. Peritiwa ini disebut akomodasi.
Anak usia dini belajar melalui active learning,metode yang digunakan adalah memberikan pertanyaan pada anak dan memberikan berpikir atau bertanya pada diri sendiri, sehingga hasil belajar yang didapat merupakan konstruksi anak tersebut. Karena pada dasarnya anak memiliki kemampuan utnuk membangun dan mengkreasi pengetahuan sendiri, sehingga sangat penting bagi anak untuk terlibat langsung dalam proses belajar. Piaget juga menjelaskan bahawa pengalam belajar anak lebih banyak didapat dengan cara bermain, melakukan percobaan dnegan objek nayata, dan melalui pengalam konkret. Anak mempunyai kesempatan untuk mengkreasi dan memanipulasi objek atau ide.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut pandangan Piaget, intelegensi anak berkembang melalui suatu proses active learning. Para pendidik hendaknya mengimplementasikan active learning dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh panca indra anak.




DAFTAR PUSTAKA
Sujiono, Yulianu Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT. Indeks


Tidak ada komentar:

Posting Komentar