Rabu, 01 Juni 2016

KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL PAUD

BAB I
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya.Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial di mana mereka berada. Tuntutan sosial yang dimaksud adalah anak dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya, dan cenderung menjadi anak yang mudah bergaul.
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya. Saat berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan membentuk perkembangannya menjadi manusia yang sempurna.
Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.Suatu hal yang sangat bijak apabila kita mampu menciptakan lingkunganyang kondusif untuk membantu perkembangan emosi anak.
Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau objek tertentu. Pada saat anak masuk Kelompok Bermain atau juga PAUD, mereka mulai keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki dunia baru..
Dalam dunia baru yang dimasuki anak, ia harus pandai menempatkan diri diantarateman sebaya, guru dan orang dewasa di sekitarnya. Karena  Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman ke kehidupan baru yang tidak dialami anak pada saat mereka berada di lingkungan keluarga yang memberi perlindungan. Tidak setiap anak berhasil melewati tugas perkembangansosioemosional pada usia dini, sehingga berbagai kendala dapat saja terjadi.  Dan sebagai pendidik sepatutnyalah untuk memahami perkembangan sosioemosional anak sebagai bekal dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar mereka dapat mengembangkankemampuan sosial dan emosinya dengan baik.
Perkembangan sosial individu mengikuti suatu pola, yaitu urutan perilaku sosial yang teratur, di mana pola tersebut sama untuk setiap anak secara normal. Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa ciri dalam setiap periodenya.Untuk maksud tersebut di atas, dalam makalah ini akan dibahas tentang :  karakteristik perkembangan sosial emosional anak. 


1.2          Perumusan Masalah
                Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Karakteristik Perkembangan sosial emosional anak pada masa kanak-kanak awal
2.      Karakteristik Perkembangan sosial emosional anak pada masa kanak-kanak menengah dan akhir
3.      Ciri Yang Merupakan Karakter Perkembangan Sosial Padamasa       Bayi Dan Masa Prasekolah.

1.3          Tujuan
     Tujuan penulisan makalah ini adalah :
-          Untuk lebih memahami karakteristik perkembangan sosial emosional anak usia dini
-          Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah sosial emosional AUD

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Kanak- Kanak Awal
            2.1.1    Diri
Dalam teori erikson, masa kanak-kanak awal adalah periode kitika perkembanagn melibatkan penyelesaian konflik inisiatif versus rasa bersalah. Pemahaman diri dari dasar tooddler berkembang menjadi representasi dari anak-anak prasekolah dalam hal atribut tubuh dan benda-benda milik pribadi, serta aaktivitas fisik. Pada sekitar 4-5 tahun, anak-anak juga mulai menggunakan deskripasi diri seperti sifat. Anak-anak menunjukan lebih banyk pemahaman diri dan pemahan terhadap orang lain yang lebih canggih dari yang dibayangkan sebelumnya. Selama masa kanak-kanak awal, anak-anak menggunakan persepsi, motorik, kognitif dan keterampilan bahasa mereka untuk mewujudkan berbagai hal. Kemudian atas inisiatif mereka sendiri, anak-anak pada tahap ini senang berpndah-pindah kedalam dunia sosial yang lebih luas. Pengatur utama inisiatif adalah berupa rasa bersalah. Rasa bersalah adalah hasil dari inisiatif yang dapat menurunkan harga diri selain mendatangkan imbalan. Pemaham diri sendiri dan memahami orang lain adalah dalam tahap ini anak mulai bisa mengerti terhadap diri sendiri dan orang lain. Prilaku yang dilakukan dan yang dilihat menjadi penilaian terhadap siapakah dirinya dan siapakah oarang lain tersebut.
2.1.2    Perkembangan Emosioanal
Rentang emosi anak pada masa kanak-kanak awal meluas seiring mereka semakain mengalami emosi sadar diri, seperti kebanggan, rasa malu, dan rasa bersalah. Antara usia 2 dan 4 tahun, semakin banyak istilah yang menggambarakn emosi digunakan dab belajar lebih banyak mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan. Pada usia 4-5 tahun anak-anak menunjukan peningkatan kemampuan untuk mencerminakn dan memahami emosi bahwa satu aktivitas dapat menimbulkan emosi yang berbeda pada orang yang berbeda. Mereka juga menunjukan tumbuhnya kesadaran akan kebutuhan untuk mengelola emosi untuk memenuhi standar sosial. Orang tua yang melatih emosi memiliki anak-anak yang terlibat dalam pengaturan diri emosi mereka yang lebih efektif dibandingkan dengan orang tua yang mengabaikan emosi. Pengaturan emosi memaminkan pearan penting dalam hubungan teman sebaya yang berhasil. Perkembang emosional mereka pada masa kanak-kanak awal memungkinkan mereka untuk mencoba memahami reaksi emosioanal orang lain dan untuk mulai mengendalikan emosi emreka sendiri lalu mengespriskan emosi tersebut memahaminya dan mengatur emosi tersebut itu sendiri.
2.1.3    Perkembangan Moral
Perkembangan moral melibatkan pikiran, perasaan, dan prilaku mengenai aturan dan peraturab mengenai apa yang harus dilakukan dalam interkasi mereka dengan orang lain. Teori psikoanalisi Freud menekankan pentingnya perasaan dalam perkembangn suprego, sebuah cabang moral kepribadian. Emosi positif seperti empati juga berkonstribusi terhadap perkembangan moral anak-anak. Piaget menganalisis penalaran moral dan menyimpulkan bahwa anak-anak dari usia 4-7 yahun menampilkan moralitas heteronom, menilai prilaku dan konsekuensinya. Menurut teori prlaku dan sosial kogntif, prilaku moral berkembang sebagai hasil dari pengauatn, hukuman dan imitasi dan ada variabelitas situasioanl yang cukup besar dalam prilaku moral. Hati nurani mengacu kepada pengaturan internal standar benar dan salah yang melikbatkan integrasi pemikiran moral, perasaan dan prilaku. Hati nurani anak muncul dari hubunagn dengan orangtua. Orangtua memengaruhu perkembangan moral dnegan anak dengan mengembangka hubungan orangtua anak yang berkualitas dengan proaktif dalam menolong anak menghindari prlilaku salah dan dengan melibatkan anak dalam dialog percakapan tentang isu-isu moral.
2.1.4        Gender
Gender mengacu pada karakteristik orang sebagai laki-laki atau perempuan. Identitas gender melibatkan kesadarn gender seseorang, termasuk pengetahuan,pemahan dan penerimaan sebagai laki-laki atau perempuan. Peran gender adalh seperangkat ekspetasi yang mengatur bagaimana perempuan tau laki-laki harus berpikir, bertindak dan merasa. Penggolongan gender mengacu pada akuisisi peran tradisional  maskulin taua feminin. Pengaruh biologis pada perkembanagn gender mencakup kromosom dan hormon. Namun, biologi bukan nasib utuh dalam perkembangan gender, pengalaman sosial anak-anak sanagt penting. Teori peran sosial, teori psikoanalisis,dan teri sosial kognitif menekankan berbagai aspek pengalamn sosial dalam perkembanagn karakteristik gender. Orang tua mempengaruhi perkembangan gender anak-anak dan teman sebaya sanagt mahir dalam memberikan imbalan prilaku sesuai gender. Tori skema gender menekankan baha penggolongan gender munculsaat anak-anak mengembangkan skema gender yang sesuai budaya dan yang tidak sesuai budaya.

2.2     Karakteristik Perkembangan Sosial Emosional Pada Masa Kanak- Kanak Menengah dan akhir
            2.2.1    Diri
Pada masa kanak-kanak menengah dan akhir, peningkatan pemahaman diri melibatkan karakteristik sosial dan psikologis, termasuk perbandingan sosial. Anak-anak memperbaik perspectiv taking pada masa kanak-kanak menengah dan akhir. Dan pemahan sosial mereka juga menunjukan peningkatn kecanggihan psikologis. Konsep diri mengacu pada evaluasi domain spesifik dari diri. Harga diri mengacu pada evaluasi menyeleuruh dari diri dan juga disebut sebagai nilai diri atau citra diri. Harga diri terkait lebih kuat dengan kinerja sekolah dalam skla menengah, tetapi terkait lebih kuat dengan inisiatif. Empat cara untuk meingkatkan haraga diri dengan (1) Mengidentifikasi penyebab rendahnya harga diri (2) memberikan dukungan emosional dan persetujuan sosial (3) membantu anak-anak mencapai sesuatu, dan (4) membentuk anak-anak mengatasi sesuatu. Tahap perkembangan Erikson, tekun versus rendah diri, mencirikan tahun di masa kanak-kanak menengah dan akhir.
2.2.2    Perkembangan Emosional
Perubahan perkembangan dalam emosi meliputi peningkatan pemahaman seseorang terhadap emosi yang kompleks seperti kebanggan dan rasa malu, mendeteksi bahwa lebih adari satu emosi dapat dialami dalam situasi teretntu, mempertimbangkan keadaan yang menyebabkan reaksi emosional, meningktkan kemampuan untuk menekan atau menyembunyikan emosi negay=ti fan menggunakan strategi atas inisiatif diri sendiri untuk perasaan langsung. Saat anak-anak menjadi lebih tua, mereka lebih banyak menggunakan berbagai strategi coping dan strategi kognitif

            2.2.3    Perkembangan moral
Kohlberg berpendapat bahwa perkembanagn moral terdiri atas tiga tingkat yaitu : prakonvesional, konvesional, dan pascakonvensional dan enam tahap (dua pada setiap tingkat). Kohlberg berpendapat bahwa tahap ini terkait dengan usia. Pengaruh pada perubahan melalui tahap tersebut mencakup perkebanagn kognitif, imitasi dan konflik kognitif, hubungan teman sebaya, dan perspevtive taking. Kritik terhadap teori kohlberg telah dibuat, terutama oleg Gilligan yang mendukung kuatnya perspektif kepedulian. Kritik lainnya berfokus pada ketidakcukupan penalaran moral untuk memprediksi prilaku moral, pengaruh budaya dan keluarga, serta perbedaan antara penalaran moral dan penalaran konvensinal sosial. Prilaku prososial melibatkan prilaku moral yang positif seperti berbagi. Sebagian besar berbagi di tiga tahun pertama tidak dilakuakn untuk empati, namun sekitar usia 4 tahun, empatiberkonstribusi terhadap berbagi. Pada tahun-tahun awal sekolah dasar, anak-anak mengespriskan ide-ide objektif mengenai keadilan.
2.2.4    Gender
Steoretip gender adalah kategori luas yang mencerminakan kesan dan keyakinan mengenai laki-laki dan perempuan. Terdapat perbedaan sejumlah fisik antara laki-laki dan peremouan. Dalam hal ketrampilan kognitif, anak perempuan lebih baik dalam membaca dan menulis daripada anak-anak laki-laki. Beberapa ahli berpendapat bahwa perbedaan kognitif antara laki-laki dan perempuan telah dibesar-besarkan. Dalam perbedaan sosial emosional laki-laki lebih agresif secara fisik daripada perempuan. Tannen berpendapat bahwa perempuan lebih suka Rapport talk I, namun penelitian terbaru menunjukan bahwa pendanag Tannen tersebut terlalu sederhana. Perempuan mengatur emosi mereka dengan lebih baik dan lebih terlibat dalam prilaku prososial daripada laki-laki. Klasifikasi peran gender berfokus pada bagaimana individu maskuli, feminin, atau androgini. Androgini berarti memiliki, baik karakteristik feminin maupun maskulin yang positif.

2.3.1     Ciri Yang Merupakan Karakter Perkembangan Sosial Padamasa       Bayi Dan Masa Prasekolah.


2.3.1    Karakteristik perkembangan sosial anak pada masa bayi
1-2 bulan
Belum mampu membedakan objek dan benda
3 bulan
-otot mata sudah kuat dan mampu melihat pada orang atauobjek yang diikuti
-mampu membedakan suara
- senyum sosial bila kedatangan orang yang dikenalnya

3         Bulan
-mampu memperlihatkan tingkah laku
-memperhatikan orang bicara
-tertawa dengan orang di sekitarnya

5-6 bualan
-tersenyum dengan bayi lain
-bereaksi berbeda terhadap suara yang ramah dan tidak

7 bulan
Kadang-kadang menjambak, agresif, mencakar
8 bulan
Memegang, melihat, merebut benda
9 bulan
Mengikuti suara-suara dan tingkah laku yang sederhana
10-13 bulan
-bermain dengan permainan
-mengenal larangan

14-18 bulan
-tertarik terhadap bayi lain
-ingin dekat dan berkomunikasi dengan orang dewasa

18-24 bulan
-mampu melakukan aktivitas sederhana
-menggunakan alat permainan sebagai alat untuk hubungansosial
-bermain bersama tanpa interaks


2.3.2    Karakteristik perkembangan sosial anak pada masa prasekolah
1) membuat kontak sosial dengan orang di luar rumah
2) mulai senang membentuk kelompok
3) ingin dekat dan berkomunikasi dengan orang dewasa
4) terjadinya cooperative play
5) memilih teman bermain
6) mengurangi tingkah laku bermusuhan
Secara umum ada 20 karakteristik perkembangan sosial/penyesuaian diri yang baik (Yeny Rachmawati, 2004), diantaranya
1)dapat menerima tanggung jawab sesuai dengan usianya
2)menikmati pengalamannya
3)menerima tanggung jawab sesuai dengan perannya
4)mampu memecahkan masalah dengan segera
5)mampu mengatasi hambatan untuk merasa bahagia
6)mampu membuat keputusan dengan resiko konflik minimum























.
BAB III

3.1     Kesimpulan

Dari penjelasan diatas yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan bahwannya katakteristik perkembangn sosial emosional anak usia dini mengalami perbedaan sesuai jenjang usianya. Perkembangan yang terjadi di pada diri ank usia dini, perkembanagn emosional, perkembanagn moral dan gender mempenagruhi karakteristik perkembanagn sosial emosiona masing-masing anak.







DAFTAR PUSTAKA

Satrock w.john, 2011. masa perkembanag anak (childern). Yogyakarta
.salemba raya (penerjemah verawaty pahkapahn dan wajyu anugraheni




Tidak ada komentar:

Posting Komentar